-->

This is Why I Need You Karya Brian Khrisna

Baca gratis novel romansa TIWINY. Ulasan mengenai beberapa alur cerita di dalam novel ini. Sekaligus menceritakan secara singkat isi keseluruhan novel ini.

This is Why I Need You Karya Brian Khrisna
This is Why I Need You Sampul

Intro


Selamat pagi, manusia-manusia yang semoga dalam lindungan Tuhan!

Akhirnya aku nulis lagi neh. Ini bukan tentang pengalaman magang atau tugas-tugas perkuliahanku yang lainnya. Kan aku udah bukan mahasiswa lagi, jadi udah ga ada tugas-tugas perkuliahan dong haha Asyikk! Oke. Semalam aku abis nyelesaiin baca buku yang berjudul This Is Why I Need You karyanya mas Brian. Ntah itu siapa aku juga ga kenal. Eh btw, emang aku punya pembaca ya? Keknya ga ada deh, ah sabodo teuing! Aku lanjutin aja walaupun ga ada yang minat buat ngebacanya nanti HAHAHAHA

Ohiya. Tulisan ini hanya opiniku saja sebagai salah satu pembaca buku mas Brian. Kalau kalian belum baca bukunya, monggo dibeli. Bukunya bagus sih. Tapi ada beberapa hal yang membuatku kurang srek. Overall bukunya mengajarkan kita bagaimana kita harus memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk berubah menjadi lebih baik. Semua orang memang punya kesempatan, aku, kamu, kalian, mereka, dia dan semuanyaaa.

Ulasan Novel This is Why I Need You


Tiap kali aku baca buku yang bergenre fiction romance, pada umumnya kita semua kaum hawa akan terpana oleh pemeran utama cowoknya yang selalu dan pasti dideskripsikan dengan sangat sempurna. Badannya tinggi lah, perutnya kotak-kotak udah kek roti sobek lah, bibirnya yang kissable, wajahnya yang pas untuk jadi model lah, kulitnya yang putih mulus. Pokoknya tipikal cowok-cowok sempurna pada umumnya. Tapi karya mas Brian ini beda. Awalnya aku terpana pada pemeran utama cowoknya yang begitu sempurna ia deskripsikan, tak lupa sikap dinginnya yang membuat kaum hawa makin penasaran dengan karakter asli cowok ini. Oh iya belum lagi sifat bad boy nya yang sering berantem dengan orang-orang sekitar dan menjadi sok jagoan. Iya, jadi tuh kaum ciwi-ciwi keknya lebih seneng sama cowok yang ga langsung blek jatuh cinta, mereka lebih suka tipikal cowok yang awalnya sikapnya dingin dan lama-lama jadi lunak karena sikap ceweknya yang selalu berusaha mendekat dan rada genit gimana gitu. Aku ngetik kek gini ga tahu bener salahnya sih, belum searching di google juga, tapi ya kebanyakan temen perempuanku kek gitu.

Ok. Lanjut cerita. Pada awal hingga pertengahan cerita di bukunya, si Ryan nih dideskripsikan sebagai cowok tulen yang normal dan memiliki naluri yang tinggi untuk melindungi orang yang lemah terutama ciwi-ciwi. Iya, nama pemeran utamanya Ryan. Mas Brian malah membuat kisah hidup Ryan seperti berada di dua alam yang berbeda, pada siang hari Ryannya jadi anak DKM yang sholehnya ga kebangetan juga sih, pada malam hari dia jadi bartender di bar yang sudah tentu menjual banyak jenis minuman alkohol. Ok. Aku sempat kaget ketika mas Brian menceritakan bagaimana kehidupan Ryan di unit DKM, ya gimana engga kaget, wong anak-anak DKMnya yang cowok dideskripsikan suka ngomong kasar macam "anjir","anjing" eh sama aja ya haha. Secara gitu, aku yang mantan anak DKM ini belum pernah seumur hidup dengar anak cowok DKM ngomong kasar kek gitu, engga tahu kalau di luar lingkungan DKM sih HAHA. Belum lagi mas Briannya ngedeskripsiin beberapa anak DKM yang cowoknya seneng nginap di kosan Ryan yang kebanyakan berpenghuni kaum hawa, eh bukan kebanyakan lagi sih tapi emang semua penghuninya kaum hawa selain Ryan. Yowes lah aku bisa terima, anak-anak DKM memang tidak semuanya otaknya lurus, mungkin ada juga yang berharap dengan gabung ke DKM dia jadi lurus.

Tapi ada yang buat aku ga setuju sih dengan ceritanya mas Brian ini, di bagian Ryan dan anak-anak DKM lainnya ngadain baksos di daerah Lembang. Nih ya, masa di buku diceritain kalau si Ryan ini ke Lembang cuma berduaan doang sama mbak Adele dalam satu mobil karena bagian belakang mobilnya full terisi barang-barang persiapan baksos di Lembang nanti, yang buat aku kurang srek itu kenapa Ryan ga ke Lembangnya bareng sama salah satu anak cowok DKM, si mbak Adelenya biar bareng ciwi ciwi DKM yang lainnya. Kan jadi lebih enak, ga berkholwat HAHA. Ah! Mas Brian mah membuat image anak-anak DKM jadi kurang bagus nih, padahal di masjid tempat aku jadi anak DKM waktu itu sangat menjaga yang namanya adab-adab berinteraksi dengan lawan jenis, malah kalau lagi rapat nih dikasih hijab/pembatas, cowok cowok duduknya di sebelah kiri, ciwi ciwi duduknya di sebelah kanan, biar ga bersentuhan dan ga bertatap muka langsung. Ih beneran deh! Di lingkungan organisasi Islam atau macam DKM itu sangat menjaga hal yang seperti itu. Jangankan rapat, di grup grup sosial medianya juga dikasih batasan hanya sampai pukul 9 malam bisa berinteraksi di grup dan lawan jenis, di atas jam itu ga boleh.Tapi emang pada dasarnya si Ryan ini didesain untuk menjadi anak yang solatnya jalan maksiatnya jalan. Astaghfirullah.

Ok. Udahan dengan lingkungan Ryan di DKM, setidaknya Ryan ini terkhususnya sebagai salah satu anak DKM masih ingat Tuhan dan masih mau menjalankan ibadah wajib solat fardhu. Terharu akutu :"). Kehidupan Ryan pada malam hari memang tak patut untuk ditiru. Ga usah aku ceritakan, ga ada baik-baiknya Astaghfirullah. Tapi kebanyakan orang beranggapan kalau kamu belum coba dunia malam, kamu belum merasakan nikmat dunia sepenuhnya. Dih! Aku mah ogah! Aku mau merasakan nikmat akhirat sepenuhnya aja, noh sonoo ambil tuh nikmat dunia. Dunia ini ga lebih daripada seperti sayap nyamuk jelas salah satu ayat di Al-Qu'ran. Pada bagian ini mas Brian menceritakan bahwa banyak orang yang berhubungan intim hanya karena keperluan B-I-O-L-O-G-I-S aja, dan bagi beberapa orang berhubungan intim sebelum nikah itu adalah hal yang biasa aja, bukan sesuatu yang tabu.Yaelah, makin kesini, kok dunia ini makin sesak penuh kemasiatan Ya Tuhan. Astaghfirullah. Tapi memang harus aku akui, hal-hal seperti ini memang sudah sering terjadi, apalagi cerita mas Brian ini berlatar belakang di Bandung, Jawa Barat. Wiiihh! Bandung kan lautan asmara. HAHA. Berhubung sejak dulu aku sangat tertarik dengan dunia kebarat-baratan, tapi sampai sekarang Alhamdulillah aku belum pernah mengikuti lifestyle mereka yang sungguh sangat bebas. Jadi aku merasa hal yang seperti itu wajar terjadi di negara berkembang ini yang sudah terkena dampak globalisasi sejak dulu. Hal yang aku khawatirkan dengan mereka-mereka yang sering gonta ganti pasangan untuk berhubungan intim adalah penyakit HIV/AIDS, bukankah ada semboyan di negara kita yang berkembang ini "Lebih baik mencegah daripada mengobati". Untung-untung kalau ada obatnya, lah kalau ga ada? wassalam deh. Astaghfirullah. Yang katanya punya semboyan "You only live once" sini tak kasih ingat, ada semboyan lain lagi nih "You only die once". Hayoloh pilih mana? Think wisely, good people! Please :)

Ryan adalah sosok yang sangat bertanggung jawab terhadap keselamatan penghuni kosnya yang mayoritasnya kaum ciwi ciwi, bukan mayoritas lagi sih, emang semua penguhuninya kaum ciwi ciwi kecuali si Ryan. Selain karena dia jago berantem, dia juga jago memperbaiki segala jenis alat elektronik, jago nyetir, jago masak, ga mesum, setidaknya solat 5 waktu dijalanin walaupun masih suka berkata kasar macam "anjir" "anjing" dan perkataan hewani lainnya, jago maen gitar, sikapnya yang sangat dingin ke orang lain kecuali ciwi ciwi penghuni kosannya dan dia benar-benar pendengar yang baik. Pas banget buat jadi guardian angel-nya ciwi ciwi, iya ga? Yaleah, ini nih yang aku sebut sebagai tipikal cowok sempurna yang selalu hadir di dalam novel-novel roman picisan.

Suatu ketika Ryan kedatangan pelanggan di barnya, namanya mbak Adele. Ternyata kehadiran mbak Adele ini merubah segalanya. Mbak Adele hidupnya juga berantakan. Tapi semenjak bertemu dengan Ryan, kehidupan mereka jadi berwarna. Ya singkat cerita mbak Adele nih macam bidadari yang dikirim Tuhan buat Ryan. Kalian mungkin berpikiran yaelah endingnya pasti mereka bersama terus hidup bahagia, iya kan? Aku juga awalnya mikir kek gitu sebelum pada akhirnya aku sampai pada bagian dimana jengjengjeng....

PLOT TWIST!!!!
Ryan ternyata seorang gay. Iya. Gay. G-A-Y. Dia penyuka sesama jenis. Coba kalian bayangin, aku dari awal tulisan ini jelasin bagaimana sosok seorang Ryan yang begitu sangat tampak seperti cowok normal pada umunya ternyata ga bisa suka dengan lawan jenisnya. Dan kalian tahu apa yang telah dia lalui karena mengidap sebuah penyakit yang bahkan dirinya sendiri sebagai seorang mahasiswa jurusan psikologi belum bisa menyembuhkannya? Dia diusir dari rumah 2 kali, dicoret dari kartu keluarganya sendiri, ditinggalkan oleh orang-orang tersayangnya hanya karena mereka merasa jijik terhadap Ryan yang seorang gay. Ryan seakan-akan mengutuk Tuhan atas perbuatan-Nya terhadapnya, kenapa harus dia, kenapa harus Ryan yang mengidap penyakit yang hina ini, dia bahkan tak meminta untuk menjadi seperti ini, kesalahan apa yang telah diperbuat orang tuanya hingga harus dia yang menanggung semuanya. Dimana Tuhan saat dia tidak punya siapa-siapa lagi. Aku terguncang membaca bagian saat dia mengutuk Tuhan. Sumpah serapah dia lontarkan kepada Tuhan. Dan yang lebih mengagetkannya lagi, dia menyadari telah mengidap penyakit hina ini sejak berada di bangku sekolah menengah pertama. Jleb! Hidupnya Ryan berat ya. Dia mendapatkan penolakan yang cukup banyak, mulai dari diusir dari Cianjur kota kelahirannya sendiri, hingga ia harus merantau ke Bandung. Saat merantau di Bandung, dia ingin membuka kehidupan lembaran baru dan menutup serapat-rapatnya penyakitnya itu. Ryan mau berubah. Mas Brian ini kalau nulis cerita membuat hati para pembaca udah kek naik rollercoaster aja ya, yang tadinya seneng karena Ryan ini cowok maskulin banget dan penuh tanggung jawab, terus eh tiba-tiba dia ternyata gay yang membuat kaum ciwi ciwi jadi rada ehmm kecewa gitu, dan boom Ryan ternyata mau berubah itu seperti ada secercah harapan yang dirasakan para pembaca.

Tapi cara Ryan berubah mengagetkan aku. Dia yang sewaktu SMP sudah menyadari akan hal itu belum terlalu mempermasalahkannya, hingga akhirnya dia duduk di bangku SMA. Saat itu ulang tahun temannya bernama Anggi, Anggi ini demen banget sama Ryan. Ketika acara ulang tahunnya selesai, tiba-tiba Anggi mengajak Ryan ke kamarnya dan menyuruh Ryan menutup mata, lalu jengjengjeng, tahu sendiri lah ya kelanjutannya gimana. Selama proses itu Ryan merasa ga nyaman tapi dia memaksakan diri untuk bisa terbiasa dengan tubuh wanita, alhasil dia tak sanggup, dia hentikan dan buru-buru balik ke rumah. Astaghfirullah, nih bocah ga takut dosa apa ya? Masih bocah udah gitu gitu. Saat dia lulus SMA, dia mengutarakan yang sebenarnya terjadi pada dirinya kepada orang tuanya, diusirlah dia dari rumah dan merantau ke Bandung. Singkat cerita, Ryan kuliah sambil kerja sampingan sebagai bartender di salah satu bar di Bandung. Dari situlah dia bertekad untuk membiasakan diri bersetubuh dengan wanita. Coba kalian hitung, dalam seminggu dia bisa berhubungan intim dengan wanita 3 kali, dan dia melakukannya itu tiap minggu selama setahun. Udah berapa banyak wanita yang sudah dia pakai. Dan dia melakukan itu dengan tujuan agar berubah. Tapi belum berhasil. Gimana mau berhasil kalau caranya aja salah. Astaghfirullah :")

Astaghfirullah. Mas Brian nih kalau buat cerita gini amat dah plot twistnya. Nih ya mas, tak ingetin. Hidayah itu ada. Ada di depan mata. Tapi ga serta merta datang begitu aja, harus dijemput dulu, harus dicari dulu. Gimana hidayah ini bisa sampai ke Ryan kalau Ryannya aja masih melakukan maksiat. Noh lihat noh, dia masih bekerja sebagai bartender, membuat minuman alkohol, masih suka ngomong "anjir" "anjing" hewani lainnya lah, masih sering berhubungan intim dengan wanita lain. Gimana doa-doanya mau didengar Tuhan kalau masih ketutupan dengan perbuatan maksiat :"). Tinggalkan dulu perbuatan maksiatnya. Apalagi kan dia anak DKM, saya dulu pernah ada di lingkungan DKM dan Masya Allah luar biasa sekali pernah berada di lingkungan yang orang-orangnya selalu senantiasa mengingatkan pada kebaikan, saling berlomba-lomba pada kebaikan. Masalah kekasih? Tak usah khawatir kamu belum punya kekasih halal, ketika sudah dekat dengan Tuhan, rasa-rasanya cukup dengan Tuhan saja semua terasa lebih baik dan lebih indah. Aku ngomong kek gini bukan berarti aku ini manusia yang suci. Dosaku banyak, aku ngaji aja belum bener Astaghfirullah. Nih tak kasih lihat video ustad Adi Hidayat ya . Monggo ditonton, semoga tercerahkan.

Semua orang berhak mendapatkan kesempatan untuk berubah. Ryan ini hebat karena ingin berubah. Ada beberapa orang yang seperti Ryan, mereka tak mau berubah kembali menjadi normal, malahan mereka bangga bisa menjadi seperti itu, sampai mengumumkannya di sosial media dan platform lainnya. Mereka malah menuntut pemerintah untuk membuat Undang-Undang Perlindungan terhadap mereka yang merasa berbeda dari kebanyakan penghuni bumi lainnya. Aku rasa wajar kalau mereka merasa tidak aman, dicemoh seenaknya saja sama masyarakat yang belum mengerti keadaan mereka yang mereka sendiri tak minta pada Tuhan. Menyalahkan Tuhan bukanlah hal yang baik, coba direnungkan lagi, coba lihat lingkungan sekitar, sudah baik kah lingkungan tempat kalian bergaul? atau malah kalian berada dalam lingkungan komunitas yang seperti itu juga? Bagaimana bisa berubah kalau masih jalan ditempat? Karakter seseorang terbentuk dari lingkungan dia tinggal dan bergaul, coba bayangkan kalau kalian masih juga berhubungan intim dengan sesama jenis, masih bisakah kalian berubah dengan kondisi lingkungan seperti itu? Tidak ingin berubah? Kenapa kalian tidak ingin berubah? Maksud aku adalah kita ini sebagai manusia diciptakan berpasang-pasangan, perempuan laki-laki, bukan laki-laki dengan laki-laki ataupun perempuan dengan perempuan. Itu kodrat kita sebagai manusia, suka tidak suka hukum alamnya seperti itu. Aku, kamu, kalian, mereka semuanya tidak bisa mengubah kodrat itu, generasi kita akan mati/punah kalau masih berpikiran tak ingin berubah.

Heleh heleh mas Brian ini kalau buat cerita gini amat ya mas. Tapi dengan cerita mas Brian ini, aku jadi sadar ternyata ada orang yang berpikiran dari sudut pandang seperti itu untuk berubah menjadi normal, padahal kalau dilihat dari sudut pandang yang lain yang lebih baik, ada cara yang lebih mulia untuk berubah.

Ending ceritanya? Ya kalian tahu sendiri lah. Happy Ending pokoknya. Mau dispoiler juga endingnya? Ga usah lah ya. Sebenarnya ada satu orang lagi yang menginspirasi para pembaca buku mas Brian ini agar menghargai orang-orang sekitar, namanya mbak Adele. Karakter mbak Adele ini orang yang ceria dan cantiknya luar biasa Masya Allah. Singkat cerita, mbak Adele adalah salah satu dari sekian banyak korban bully karena sudah tak perawan lagi. Keperawanannya diambil paksa oleh mantan kekasihnya itu. Mbak Adele yang tadinya jadi putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya mendadak berubah ketika bertemu dengan sosok Ryan yang menjadi pelindung baginya dikala dia dibully oleh civitas kampus. Semangat hidup mbak Adele kembali. Dia kembali menjadi dirinya sendiri.

Hadeh kok aku malah ceramah gini yak. Aku hanya menuliskan pendapatku saja tentang cerita karangan mas Brian ini. Aku ga nyangka kalau bukunya ternyata membahas masalah seperti ini. Cerita karangan mas Brian ini hanya fiksi ya, bukan based on true story. Terima kasih untuk mas Brian yang telah membuat cerita ini dan membuat para pembacanya lebih menghargai dan memberikan kesempatan kepada orang-orang seperti Ryan dan mbak Adele untuk hidup. Orang-orang yang tekadnya kuat untuk berubah pasti bisa survive. Dan hidayah itu ada dan penting, tinggal bagaimana cara kita untuk menjemputnya.

Ohiya mungkin ada baiknya kalau dibuat pusat rehabilitasi orang-orang seperti Ryan. Agar mereka tak merasa dikucilkan dan dicemoh oleh masyarakat sekitar. Atau emang udah ada ya? Hehe aku kurang info nih.

Sekian celotehku. Kurang dan lebihnya mohon dimaafkan. Kalau ada kata yang membuat kalian tersinggung mohon dimaafkan, aku tak bermaksud kasar :") Kalau ada yang ga setuju dengan pendapatku, itu wajar :)

Happy Living!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel