-->

[Bagian 1] Digital Talent Scholarship IoT Kominfo 2019

Pengalaman DTS angkatan 1, 2019 dalam bidang internet of things diadakan oleh Kominfo. Membahas tentang pengantar IoT, dasar AWS Cloud, AWS core services.

Digital Talent Scholarship IoT Kominfo 2019
Digitalent 2019 Angkatan 1


Revolusi Industri 4.0



Julian memiliki rasa penasaran terhadap industri revolusi 4.0 sehingga membuat dia memutuskan untuk mengikuti sebuah pelatihan yang diadakan oleh Kominfo. Pelatihan ini merupakan pelatihan yang kedua setelah pernah diadakan di tahun 2018.

Digital Talent Scholarship 2019Menggunakan embel "beasiswa" agar menarik minat para anak muda bangsa ini. Classic! Beasiswa yang dimaksud dalam program ini adalah pemberian uang saku sejumlah 1,5 juta rupiah bagi peserta yang berhasil menyelesaikan program selama 30 hari.

Briefing awal diadakan pada awal bulan Juli yang dipimpin oleh ketua pelaksana dari kampus yang bersangkutan. Kegiatan briefing berisi penjelasan mengenai output dari kegiatan pelatihan ini, silabus pembelajaran, tata tertib, hak dan kewajiban peserta.

Bidang yang disediakan dalam pelatihannya ada cyber security, cloud computing, machine learning, artificial intelligent, big data, dan internet of things.

Hari Pertama (2 Juli) ~ Pengantar IoT


Pembagian kelas IoT terdiri dari 2 kelas, kelas A terdapat 25 peserta dan kelas B terdapat 13 peserta. Kelasnya dimulai pada pukul 08:00 AM sampai 11:30 AM. Julian bertemu dengan banyak orang baru. Dia senang berada di lingkungan baru yang jauh berbeda dari lingkungan kampusnya. Hari pertama tentunya membahas dasar pengenalan IoT. Here's a lil bit theory of it:
Suatu benda bisa dikatakan IoT jika terdiri dari sensor, akuator, gateway(optional), cloud server, dan modul komunikasi. IoT merupakan teknologi lama. Peran IoT dalam dunia bisnis jika dibandingkan dengan peran konten dan aplikasi, lebih unggul konten dan aplikasi. Revolusi industri 4.0 membutuhkan orang dengan skill di bidang AI, cloud computing, cyber security, big data, IoT, dan machine learning.
  • Saat revolusi industri 1.0 dikuasai oleh teknologi mekanik. Semua alat digerakkan secara mekanik.
  • Saat revolusi industri 2.0 dikuasai oleh teknologi elektro-mekanik. 
  • Saat revolusi industri 3.0 dikuasai oleh komputer. Semua serba komputer. Data-data diolah oleh komputer.
  • Saat revolusi industri 4.0 dikuasai oleh enam bidang itu.

Hari Kedua (3 Juli) ~ Pengantar IoT


Julian masih bersemangat mengikuti pelatihannya. Di kelas, Julian belajar mengenai arsitektur IoT yang terbagi menjadi 2 yaitu physical world dan information world (virtual thing). Physical thing itu seperti mikrokontroller yang memiliki sensor. Kegunaannya untuk mengambil besaran fisik seperti temperatur, intensitas cahaya, dll. Komunikasinya secara langsung menggunakan bluetooth.

Gateway berfungsi untuk menghubungkan perangkat yang beda protokol. Router itu termasuk gateway karena menghubungkan 2 jaringan berbeda, beda segmen, beda alamat jaringan. IoT sendiri memakai TCP IP layer, yaitu :
  1. Layer 1, device layer / link / network interface, terdiri dari device dan gateway. Device mampu terhubung secara direct atau indirect atau adhoc. Gateway mampu mendukung beraneka interface atau mampu melakukan pengubahan protokol.
  2. Layer 2, internet / network, berfungsi untuk networking, connectivity, mobility management, authentication, authorization, dan accounting. 
  3. Layer 3, transport / service support &  application support, berfungsi sebagai storage dan untuk data processing.
  4. Layer 4, application, layanan terhadap aplikasi IoT.  
Komponen penyusun IoT ada 3, yaitu:
  1. Things, perangkat komputasi kecil untuk penginderaan dan aksi.
  2. Cloud, sebagai server untuk komputasi dan penyimpanan.
  3. Intelligence, algoritma analisis data dan pengambilan keputusan dari data.
Pada akhir pembelajaran, diberikan tugas untuk merumuskan contoh implementasi teknis dari sebuah aplikasi IoT yang dianggap memiliki dampak, penjelasan teknisnya berupa arsitektur sistem, teknologi sensor yang digunakan, piranti node, gateway jika ada, server atau layanan yang digunakan. Dalam satu kelompok terdiri dari empat peserta. Kelompok Julian mengambil topik smartplugging atau colokan pintar. 

Hari Ketiga (4 Juli) ~ Pengenalan AWS Cloud


Hari ketiga Julian masih bersemangat karena materi hari ini akan membahas mengenai AWS, topik yang akan disertifikasikan. Tidak semua peserta berhak untuk mengikuti sertifikasi ini, hanya yang memenuhi kualifikasi saja. Here's what you can get from the third meeting:

Motivasi adanya could computing, yaitu :
  1. Bisnis yang perubahan selalu cepat
  2. Elastis, menskalakan ke atas atau ke bawah untuk sumber daya komputasi
  3. Menghemat biaya
Karakteristik cloud computing, yaitu :
  1. Skala besar (memori besar, prosesor banyak, dan storage besar)
  2. Homogen
  3. Software murah
  4. Virtual
  5. Resilent computing
  6. Servernya tersebar di sejumlah tempat
  7. Orientasinya menyediakan layanan bagi pengguna
  8. Advanced security
  9. Pengguna yang menentukan layanan, jumlah prosesor dsb
  10. Broadband
  11. Perubahan konfigurasi fleksibel
  12. Layanannya bisa diukur (Resource pooling)
Dasar karakteristik cloud, yaitu :
  1. Fleksibel dan elastis
  2. Infrastruktur lewat API
  3. Menghemat biaya (Pay as you go)
  4. Cloud itu transparan, tak terlihat, bisa dibangun dalam berbagai cara
  5. Cluster, sekumpulan node dari server
  6. Software open source
Keuntungan adanya grup kolaborasi, yaitu :
  1. Biaya komputer murah
  2. Performansi terimprovisasi
  3. Biaya software murah karena sewa
Tantangan dan kesempatan, yaitu :
  1. Bisa diakses dimana saja
  2. Pemeliharaan dilakukan oleh pihak AWS
  3. Pembiayaan tergantung pemakaian 
  4. Terikat pada service provider seperti Amazon
Arsitektur Cloud, yaitu :
  1. Software as a Servce, aplikasi. Menyediakan aplikasi, middleware dan hardware.
  2. Platform as a Service, perangkat lunak seperti IDE dan OS. Menyediakan middleware dan hardware.
  3. Infrastructure as a Service, menyediakan sumber daya komputasi berupa hardware physical, logical dan bandwidth. Pada service Amazon lightsail itu ada jumlah minimum prosesor yang digunakan, sedangkan Amazon elastic tidak ada. Cloud provider bertanggung jawab atas hardware tersebut.
Traditional IT Infrastruktur, terdiri dari :
  1. Equipment
  2. Resources 
  3. Contract, cost
Sedangkan Cloud infrastruktur, terdiri dari :
  1. Pay as you go
  2. Improve time and agibility
  3. Scale up and down
  4. Self service infrastructure
Cloud Computing pada AWS itu pengiriman berdasarkan permintaan sumber daya IT dan aplikasi melalui internet dengan harga bayar sesuai pemakaian. Dengan AWS, maka kita bisa mengakses server, database, storage, dan aplikasi dengan tingkatan lebih tinggi. Salah satu keunggulan menggunakan AWS cloud adalah ketangkasan (agility) yang dipengaruhi oleh kecepatan, eksperimen dan budaya akan inovasi.

  • Ketangkasan meningkatkan kecepatan dan jangkauan secara global. 
  • Ketangkasan meningkatkan eksperimen karena AWS memungkinkan berbagi operasi sebagai kode, pengembangan eksperimen yang aman dan pengujian dan comperative testing.
  • Ketangkasan meningkatkan inovasi karena eksperimen yang cepat dengan biaya dan resiko yang rendah dan lebih banyak eksperimen dan lebih sering.
Infrakstrutur AWS terdiri dari :

  1. Skalabilitas, infrastruktur AWS yang memungkinkan perusahaan menjadi fleksibel, menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dengan cepat.
  2. Keamanan
  3. Elastisitas, pelanggan dapat secara instan menaikkan atau menurunkan skala kebutuhan infrastruktur dengan kebutuhan bisnis.
  4. Reliability, yaitu : memulihkan failure, sumber daya sesuai permintaan, mengurangi gangguan
  5. Fleksibel
Regions dan availability zones, region merupakan area geografis yang berisi dua atau lebih banyak dari availability zone. Sedangkan availability zone adalah entitas yang terpisah satu sama lain dan sumber daya dalah satu wilayah tidak secara otomatis direplikasi ke wilayah lain.

Regional edge caches digunakan untuk mengoptimalkan cache di edge location sehingga pengguna tidak mengakibatkan latensi tinggi. Yang termasuk dalam edge location yaitu : amazon cloudfront, AWS shield, AWS web application firewall (waf), dan amazon route S3.

High availability bertujuan untuk menjalankan aplikasi di beberapa AZ untuk mencapai fault tolerance yang lebih besar. Dengan adanya high availability pada AWS mengakibatkan sistem yang fungsional dan mudah diakses, meminimalkan downtime dan tidak ada human intervention

Fault tolerance mengakibatkan operational applications during component failure dan built-in redudancy of components. 


Pertemuan hari ini diakhiri dengan teori AWS. 2 hari menjelang weekend. Fighting!


Hari Keempat (5 Juli) ~ AWS Core Services



Hari keempat, pelatihannya sudah mulai membosankan, dipenuhi oleh teori. Julian berharap 26 hari kedepannya tidak hanya teori saja, praktek juga dibutuhkan. Materi untuk hari ini:
Model penyebaran AWS cloud terdiri dari :
  1. Private Cloud, untuk kebutuhan internal perusahaan. Contohnya framework, OS, mail server dll.
  2. Community Cloud, ekslusif untuk komunitas tertentu.
  3. Public Cloud, untuk masyarakat umum. Contohnya twitter, facebook dll.
  4. Hybrid Cloud, gabungan dari private dan public cloud.
Jenis layanan pada cloud, yaitu :
  1. Infrastructure as a Service (IaaS), pelanggan dapat menentukan sumber daya komputasi dalam infrastruktur penyedianya yang dapat mereka sebarkan dan jalankan sesukanya termasuk OS dan aplikasi. Contoh produk layanannya adalah Amazon web services, Amazon EC2 (sewa server layanan), Navisite.
  2. Platform as a Service (PaaS), pelanggan dapat membuat aplikasi menggunakan perangkat programming didukung oleh penyedia dan menyebarkannya ke penyedia infrastruktur cloud. Contoh produk layanannya adalah microsoft azure, force.com, google app engineer.
  3. Software as a Service (SaaS), pelanggan menggunakan aplikasinya penyedia dan menjalankannya di infrastruktur cloud-nya penyedia layanan. Contoh : google docs, dropbox, google drive.
Proses perpindahan dari server fisik menjadi virtual server ada 2 yaitu :
  1. Metode on-line (Install agent, get hardware configuration, imaging, fix-up, create virtual amchine).
  2. Metode off-line (Install agent, VMM install windows PE, VMM imaging dari disk, fix-up fase pembuatan VM pada metode P2V online.
Metode authentikasi untuk keamanan ada 2 yaitu :
  1. Berdasarkan keharasiaan informasi (password/pin, digital certificate, dan private key).
  2. Berdasarkan keunikan (fingerprint, dan tanda tangan).
Serangan Denial of Service (DOS) mengakibatkan server:
  1. Traffic flooding, membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data.
  2. Request flooding, membanjiri jaringan dengan banyak request.
  3. mengganggu komunikasi antara sebuah host dan client yang terdaftar.
Jenis serangan DOS yaitu ping of death, syn flooding, smurf attack, UDP flood dan remote controlled attack.

Pertemuan hari ini diakhiri dengan teori AWS lagi. Semangat menuju weekend.


Hari Kelima (6 Juli) ~ AWS Integrated Services



Julian benar-benar sudah muak dengan berbagai teori tentang AWS yang tidak begitu dia pahami. Dia bahkan tidak ingin lanjut memberitahukan teori apa saja yang dia dapatkan hari ini. Hari ini kita lewatkan dengan menonton video ini saja agar menghilangkan kejenuhan.

Salam hangat dari Julian untuk kalian.

Happy Living!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel