-->

Kudasai Karya Brian Khrisna

Baca GRATIS novel romansa komedi Kudasai. Ulasan mengenai beberapa alur cerita dan menceritakan secara singkat isi novel ini tentang Twindy, Chaka dan cafe

Kudasai Karya Brian Khrisna
Brian Khrisna

Selamat malam manusia-manusia penikmat buku terbitan mediakita!

Diclaimer : Spoiler everywhere. Beware!

Di awal tahun baru ini, mari kita mengawalinya dengan me-review karya terbaru dari mas Brian Khrisna. Judul bukunya adalah Kudasai. Buku ini merupakan novel kedua yang ditulis olehnya, berawal dari tulisan di wattpad, pada akhirnya kudasai lahir sebagai sebuah buku yang diterbitkan oleh mediakita.

Buku ini ber-genre fiction romance. Aku ga akan berekpektasi bahwa karakter utamanya akan terlihat seperti Geralt of Rivia atau Peter Kavinski atau mungkin Peter Parker yang unyu uwu. Mas Brian ga akan membuat karakternya sesempurna itu. Dan benar saja, karakter utamanya dideskripsikan seperti Ceking yang main di sinetron Ronaldowati. Ingat? Haha. Itu hanya imajinasiku saja. Chaka. Itulah nama yang akan selalu kalian temukan ketika membaca novel ini. Dia ahli memasak dan tentu saja menyetir mobil. Hanya itu keahliannya. Mas Brian sungguh sangat realistis sebagai seorang penulis. Kalau dibandingkan aku, masih lebih mending Chaka sih yang setidaknya punya keahlian memasak. Ok. Fokus pada inti cerita. Menurutku karakter Chaka ini sungguh ambigu, apakah dia memang cowo yang polos berhati malaikat atau dia memang memiliki IQ yang rendah alias bego? Di satu sisi, aku setuju terhadap beberapa tindakannya, tapi ada juga tindakannya yang benar-benar bodoh.

Singkat cerita, Chaka dihadapkan oleh dua orang wanita yang sangat berharga dalam hidupnya. Yang satu adalah wanita dari masa lalunya, tentu saja, dia adalah sang mantan, namanya Anet. Dan yang satunya lagi adalah wanita yang terpaksa menjadi istrinya, namanya Twindy. Luar biasa ya. Seorang Chaka bisa membuat 2 orang wanita tergila-gila padanya. Saat hidup bersama Anet, Chaka hidup miskin, semua serba kekurangan, bahkan dulu dia tidak ahli memasak, semua yang dia dapatkan sekarang berkat bantuan dari Anet. Chaka bisa survive dalam sehari pun berkat Anet yang memberikan dia uang untuk hidup. Walaupun hidup dalam kemiskinan, tapi Chaka dan Anet bahagia. Sampai pada akhirnya Chaka terpaksa menikah dengan Twindy. Brengsek? Iya, aku juga berpikir seperti itu. Chaka brengsek banget, tega meninggalkan Anet yang selalu ada untuk dia. Tapi ternyata Chaka menikahi Twindy bukan karena cinta tapi karena perjanjian yang terlanjur dia tanda tangani ketika ditawari untuk menjalankan cafe oleh bapaknya Twindy. Terlanjur? Iya, terlanjur, Hanya karena keteledoran seorang Chaka yang tidak membaca hak dan kewajiban yang terdapat pada surat perjanjian tersebut hingga selesai, dan langsung menandatangani kolom bagian yang tertulis namanya. Pada akhirnya dia harus menikah dengan Twindy, dan meninggalkan Anet. 

Kenapa Chaka tega meninggalkan Anet hanya karena sebuah cafe? Karena Chaka mau membantu biaya pengobatan Anet. Yep. Anet sakit parah, dia menderita TBC karena kondisi kamar kosannya yang dulu sangat lembab. Pihak yang benar-benar dirugikan dalam cerita ini adalah ANET. Seorang Anet yang selalu ada untuk Chaka, membiayai hidup Chaka, membuat Chaka bahagia, pada akhirnya harus ditinggal menikah, dan dihadapkan pada kematian yang terpampang nyata di depan matanya. Luar biasa!!! Emang bener ya, bego dan polos itu beda tipis, banget. Padahal sebenarnya masih banyak cara untuk Chaka membantu Anet, dengan tidak meninggalkannya seperti itu menurutku kondisi Anet akan jauh lebih baik. Lagi pula Anet masih tanggung jawab orang tuanya, masih ada yang mampu membantu biaya pengobatan Anet. Chaka ga harus memaksakan diri seperti itu. Tapi kalau ceritanya seperti itu, Kudasai ga akan jadi sebuah buku, harus ada konflik yang dihadirkan. Konflik percintaan tentunya.

Anet hanya masa lalu Chaka. Tidak lebih dan tidak kurang. Hubungan Chaka dan Twindy membuktikan bahwa benar adanya, cinta tumbuh karena terbiasa. Terbiasa melihat wajahnya di pagi hari saat bangun tidur, terbiasa memakan masakannya, terbiasa dengan pertengkaran yang sering terjadi, terbiasa melihat dia melakukan hobinya, pada akhirnya mereka saling jatuh cinta. 2 tahun setelah mereka menikah, mereka akhirnya mengakui bahwa mereka saling cinta. Twindy yang hampir setiap hari memaki Chaka, mengatakan bahwa Chaka adalah laki-laki tidak berkompeten, tidak becus, jelek, dan sering menjatuhkan harga diri Chaka di depan umum. Mana ada laki-laki yang tahan dipermalukan dan dimaki oleh seorang wanita di depan umum? Jangankan di depan umum, dimaki di dalam rumah saja, mereka akan sangat marah dan tersinggung. Every man has high pride. Itu faktanya. Tapi tidak dengan Chaka. Dia rela. Dia benar-benar rela dan pasrah diperlakukan seperti itu oleh Twindy. Kenapa? Karena menurut Chaka, apa yang dikatakan Twindy tentang dirinya memang benar adanya. Chaka menyadari kekurangannya, sangat menyadari. Dia mengalah karena dia juga sebenarnya jatuh cinta pada Twindy. Dia membiarkan Twindy menginjak-injak harga dirinya. Dan lucunya lagi, Twindy jatuh cinta pada Chaka karena sikap Chaka yang seperti itu, sikap Chaka yang rela harga dirinya diinjak-injak oleh seorang Twindy yang membuat Twindy jatuh cinta kepadanya. Apakah ini yang dinamakan cinta buta? cinta itu membutakan? Haha. Chaka tidak berusaha untuk membantu menyadarkan Twindy bahwa apa yang selama ini yang dia lakukan terhadapnya itu membuat dia tidak nyaman dan dia tidak berusaha untuk membantu Twindy untuk merubah sikapnya itu. 

Kenapa Twindy memiliki sifat seperti itu (terlihat seperti ingin selalu menang)? Karena Twindy adalah Alpha Female. Dia hebat dalam pekerjaannya yang didominasi oleh laki-laki. Dia sanggup bersaing dengan laki-laki dalam mendapatkan proyek. Dia luar biasa hebat sebagai sosok seorang wanita karir. Seharusnya Twindy bisa memposisikan dirinya saat menjadi seorang wanita karir, dan saat menjadi ibu rumah tangga. Dia tidak berhak menjatuhkan harga diri Chaka seperti itu, walaupun apa yang dia katakan itu benar adanya. Chaka ini seorang suami, dia kepala rumah tangga, harus dihormati. Twindy is smart, but not smart enough. Chaka ga nyaman diperlakukan seperti itu oleh Twindy, tapi tidak memberikan respon balik seperti memukulnya atau mencaci makinya balik, dia hanya diam melihat tingkah Twindy yang seperti itu. Chaka bukan orang yang abusive. Kalaupun tindakan Chaka saat itu adalah langsung menasehati Twindy dengan berbagai macam siraman rohani, hanya akan masuk ke telinga kanan Twindy dan keluar lewat telinga kiri, Twindy mungkin akan menjadi semakin marah. Diam adalah pilihan terbaik untuk meredam emosi sesaat. 

Saat kehidupan Chaka dan Twindy mulai memasuki tahap romantis. Twindy yang pada akhirnya mengandung alias hamil. Tiba-tiba Anet masuk dalam kehidupan Chaka lagi. Kali ini Anet benar-benar membutuhkan bantuan. Dia sekarat, sedang menghadapi kematian. Dan keinginan terakhirnya adalah ingin melihat Chaka di sampingnya. Seorang Chaka yang masih saja diselimuti oleh rasa bersalah kepada Anet walaupun sudah meminta maaf berpuluh-puluh kali pada akhirnya memberanikan diri untuk meminta izin kepada Twindy untuk menjenguk dan merawat Anet di rumah sakit. Tentu saja, Twindy tidak mengizinkan. Istri mana yang rela mengizinkan suaminya untuk berhubungan kembali dengan mantannya? Tidak ada. Twindy memohon Chaka untuk tidak pergi menemui wanita itu. Aku ga akan bilang kalau Twindy egois, hal yang dilakukan Twindy adalah wajar. Tapi apakah tidak sebaiknya dicarikan solusi lain daripada membuat Chaka berada di kondisi antara memilih Twindy atau Anet? Ada baiknya kalau Twindy ikut Chaka menemui Anet di rumah sakit. Hei! Kalian kan belum pernah berkenalan secara resmi, kalian saling mengenal lewat perantara Chaka. Melihat kondisi Anet yang sekarat seperti itu, tega kah kamu Twindy membiarkan Anet ga bahagia di detik-detik terakhirnya? Chaka tentu saja tetap jadi milikmu, dia sudah menetapkan hatinya. Dia hanya ingin menolong teman lama. Anet sudah menjadi masa lalunya. Sayangnya Twindy tidak berpikiran seperti itu, dia tetap memojokkan Chaka. Sayangnya juga, Chaka tidak menawari Twindy untuk ikut dengannya ke rumah sakit, tapi mungkin kalau Chaka melakukannya, Twindy akan lebih marah lagi. Karakter Twindy memang susah untuk dijinakkan. Pada akhirnya Chaka tetap pergi menemui Anet walaupun tanpa izin Twindy. Kondisi Twindy yang sedang hamil semakin buruk ketika mengetahui Chaka meninggalkan rumah tanpa pamit. Decision has been made. Dan aku kali ini setuju dengan tindakan Chaka yang tetap pergi menjenguk Anet. Hei! Chaka ini manusia. Dia makhluk bebas. Dia berhak mendapatkan haknya untuk menjenguk seorang teman lama yang sedang sekarat.

Sayangnya, selama berhari-hari Chaka merawat Anet di rumah sakit, dia tidak pernah menelpon atau memberi kabar kepada Twindy. Padahal Twindy berhak tahu kabar sang suami, setidaknya Chaka memberi tahu di rumah sakit mana Anet dirawat. Chaka egois. Pada akhirnya Anet meninggal. Saat itu Chaka sangat terpukul oleh kenyataan yang ada. Sosok Anet pergi untuk selamanya. Kondisi fisik dan mental Chaka semakin memburuk hari demi hari. Saat dia pulang ke rumah, Twindy menyambutnya dengan hangat, tanpa kemarahan ataupun makian. Twindy saat itu benar-benar pengertian. Karakternya berkembang cukup lambat sebenarnya, tapi setidaknya pada akhirnya dia menjadi pengertian dan sadar.

Chaka belum bisa move on dari kematian Anet. Dia masih dibayang-bayangi olehnya. Twindy yang kondisinya sedang hamil, jadi merasa terpukul melihat suaminya kehilangan arah, dan tidak memperhatikannya lagi. Lambat laun, Twindy muak dengan sikap Chaka yang masih belum bisa move on. Mereka saling membutuhkan pertolongan. Disinilah fungsi sosok teman karib. Tapi sayangnya mereka tidak mempunyai teman karib. Bukan kah sebaiknya Chaka dibawa check up ke psikolog? Untuk membantu kondisi mentalnya yang lagi break down. Tapi lagi-lagi Twindy malah memilih kembali bersikap dingin terhadap Chaka, dan tidak menghiraukannya. Kejadian naas kembali terjadi, Twindy jatuh dari tangga, dan divonis keguguran. Twindy marah besar, dan langsung melayangkan surat cerai kepada Chaka. Chaka tetap memohon agar perceraian ini tidak akan pernah terjadi, tetapi Twindy memaksa. Bahkan orangtua Twindy pun memaksa Chaka untuk tanda tangan. Akhirnya Chaka dengan pasrahnya menandatangani surat perceraian itu. Hei! Chaka sudah berjuang mempertahankan rumah tangganya. Dia sudah memohon kepada Twindy untuk tidak bercerai. Percuma mempertahankan sebuah rumah tangga yang di dalamnya hanya satu orang yang berjuang, bahkan manusia membutuhkan 2 kaki untuk tetap berdiri dan melangkah maju. Twindy itu manusia bebas. Dia berhak menentukan pilihannya. Kali ini aku mendukung sikap Chaka untuk menandatangani surat itu. Lagi-lagi akibat dari keteledoran seorang Chaka, dia tidak memperhatikan bahwa Twindy belum menandatangani surat cerai itu, itu artinya mereka masih suami istri. Masih ada harapan agar Twindy berubah pikiran. Kondisi Chaka yang sedang mental break down membuatnya tidak bisa untuk berpikir jernih.

Tentu saja Chaka semakin terpuruk dengan keadaan yang sedang menimpanya. Dia bahkan memaki Tuhan atas apa yang terjadi pada hidupnya. Kondisi mentalnya sudah tidak karuan. Dia benar-benar membutuhkan seorang teman untuk berbicara. Sudah tidak mungkin lagi dia mau berbicara pada Tuhan, dia menyalahkan Tuhan atas apa yang menimpanya. Dia menyalahkan Tuhan karena tidak pernah membolehkannya untuk hidup bahagia, dia selalu saja diterpa masalah, masalah, dan masalah lagi. Chaka sudah tidak memiliki alasan untuk hidup. Semua yang dia cintai pergi dari hidupnya. Dia sebatang kara, anak yatim piatu, tidak mempunyai teman, tidak mempunyai tempat untuk kembali dan mencurahkan isi hati, tidak mempunyai tabungan karena uangnya habis untuk ditransferkan ke rekening Anet untuk biaya pengobatannya. Harta satu-satunya yang dia miliki adalah mobil yang dia beli dari hasil jerih payahnya sendiri. Pada akhirnya dia memilih untuk bunuh diri dengan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan hilang kendali. Bunuh diri bukan pilihan. Seharusnya Chaka mencari bantuan, bukan malah berdiam diri, memojokkan diri, dan memutuskan untuk pergi untuk selamanya.  

Keputusan dan tindakan yang dilakukan Chaka menyebabkan butterfly effect. Bego dan polos itu beda tipis pake banget.

Kondisi yang dialami Chaka mengingatkanku pada tv series barat yang berjudul 13 reasons why. Tv seriesnya menitik beratkan pada pentingnya sosok teman untuk membantu melewati masa-masa kritis yang sedang dialami oleh orang yang memiliki mental break down seperti depresi, rasa ingin bunuh diri yang tinggi dll. Seseorang ketika mengalami mental break down seperti ini memang tidak boleh sendirian, sangat berbahaya. Pikiran-pikiran negatif semakin menggerogoti isi pikirannya. Itulah mengapa sosok teman ada untuk saling mengingatkan dan menasehati. Jika tidak mempunyai teman, ada baiknya konsultasi ke psikolog atau dokter setempat, mungkin dengan membaca atau menonton video di youtube mengenai self-love, kondisi kamu akan lebih baik. Segera cari pertolongan. Jangan pernah berpikiran untuk mengakhiri hidup kamu. Kamu itu layak untuk hidup, Tuhan tidak menciptakan kamu dengan sia-sia.

Sekian celotehku. 

Happy Living!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel